Setiap
kali berbicara tentang nikmat, maka yang sering terpikirkan dalam benak kita
tidak lain adalah harta dan kesenangan. Padahal, bukan hanya itu saja. Setiap oksigen
yang kita hirup sepanjang waktu, kesehatan, istri yang shalihah, dan tetangga
yang baik juga merupakan suatu nikmat yang Allah berikan kepada kita. Berapa
kali mata kita bisa melihat atau sekedar berkedip? Bagaimana jika jantung kita
berhenti bekerja? Subhaanallah. Sungguh, kalkulator maupun komputer
sehebat dan secanggih apapun tak akan mampu menghitung seluruh nikmat Allah[1].
Jadi kita harus berpikir luas bahwa nikmat yang Allah berikan itu sangatlah
banyak dan luas, akan tetapi kita tidak menyadarinya, bahkan mendustakannya. Miris
sekali ketika melihat manusia zaman sekarang yang suka berfoya-foya dan
menghambur-hamburkan hartanya demi kesenangan duniawi belaka. Naudzubillahi
min dzalika.
Allah
berfirman dalam Al-Quran surah Ar-Rahman ayat 10 – 13 yang berbunyi: “Dan bumi
telah dibentangkan-Nya untuk makhluk(-Nya), di dalamnya ada buah-buahan dan
pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang, dan biji-bijian yang berkulit dan
bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu
dustakan?”
Dalam
surah Ghafir ayat 61 berbunyi: “ Allah-lah yang menjadikan malam untukmu agar
kamu beristirahat padanya; (dan menjadikan) siang terang benderang.
Sesungguhnya, Allah benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan kepada
manusia, tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.”
Ayat
yang tersebut dalam surah Ar-Rahman dan Ghafir di atas menjelaskan bahwa Allah
telah memberi peringatan dan teguran kepada manusia agar tidak kufur nikmat
terhadap apa yang diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya. Oleh karena itu, Allah
memerintahkan kepada kita untuk senantiasa bertakwa dan mensyukuri nikmat-Nya.
Sebagaimana Allah
berfirman dalam Al-Quran surah Al-Baqarah [2] ayat 152:
فَٱذۡكُرُونِيٓ
أَذۡكُرۡكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِي وَلَا تَكۡفُرُونِ ١٥٢
Artinya: “Karena itu,
ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah
kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”
Selain ayat diatas,
perintah tentang bersyukur telah Allah cantumkan dalam ayat lainnya seperti
dalam QS. 31: 14, QS. 34: 15, QS. 29: 17, QS. 3: 123, QS. 2: 172.
Sebagai penegas
terhadap keharusan untuk mensyukuri nikmat Allah ini, Rasulullah bersabda: “Ada
dua kenikmatan, banyak manusia menjadi merugi gara-gara dua kenikmatan ini,
yaitu nikmat kesehatan dan nikmat waktu luang.” (HR. Bukhari dalam kitab
Shahih-nya hadits no. 6412)
Lalu ketika kita
sudah mengetahui perintah tentang mensyukuri nikmat Allah, lantas bagaimana
caranya agar kita senantiasa bersyukur dan menjadi pribadi muslim yang pandai
mensyukuri nikmat Allah? Dengan cara apa kita bisa mensyukurinya? Di sini kita
akan mengetahui tips-tips agar menjadi jiwa yang senantiasa bersyukur.
Pertama, mensyukuri dengan
hati. Mensyukuri dengan hati yaitu meyakini bahwa segala nikmat yang kita
peroleh, baik kecil maupun besar, baik yang tampak maupun yang tidak kasat
mata, semuanya berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah berfirman: “
Segala nikmat yang ada pada kamu (berasal) dari Allah,” (QS. An-Nahl: 53)
Syukur dengan hati
dapat menjadikan seseorang menerima nikmat dan anugerah dari Allah dengan
lapang dada sebesar apapun nikmat yang dia peroleh dan mengantarkan seseorang
bersikap qana’ah[2]
dalam kehidupan sehari-harinya.
Kedua, mensyukuri dengan
lisan. Mengucap alhamdulillah (segala puji bagi Allah) merupakan bentuk syukur
kita kepada Allah melalui lisan. Hamba yang bersyukur akan senantiasa melumuri
lisannya dengan mengucap kalimat-kalimat thayyibah sebagai bentuk pujian kepada
Allah Yang Maha Pengasih. Ketika seorang hamba selesai makan, maka dia akan
mengucapkan rasa syukurnya dengan berdoa memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Rasulullah bersabda,
”Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: “Alhamdulillaahilladzii
ath’amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin”
(Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan merizkikan
kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku), maka diampuni dosanya yang telah
lalu.” (HR. Tirmidzi no.3458)[3]
Ketiga, mensyukuri dengan
perbuatan. Bersyukur dengan perbuatan berarti menggunakan segala nikmat yang
kita peroleh di jalan yang diridhai oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Misalnya
yang paling populer yaitu mensedekahkan harta kita kepada orang laing yang
membutuhkan. Kita juga harus menjaga nikmat yang kita terima agar tidak
melalaikan dari mengingat Allah, karena ketika kita kufur nikmat, maka
tunggulah adzab Allah akan tiba.
“Sesungguhnya jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), sungguh adzab-Ku sangat pedih,” (QS. Ibrahim: 7)
No comments:
Post a Comment
Notes dari Abang:
- Awali dengan salam dan menyertakan nama lengkap
- Berkomentarlah sesuai dengan isi artikel
- Tidak diperbolehkan Untuk Mempromosikan Barang Atau Berjualan
- Komentar dilarang mengandung konten SARA, Pornografi, kekerasan, pelecehan dan sejenisnya
- Bagi Komentar Yang Menautkan Link Aktif Dianggap Spam
- Silahkan Follow Blog ini 100% saya Akan Follow back
NB: Jika melanggar, maka komentar dianggap spam, dan pengunjung akan dihapus dari blog ini. Pelanggaran yang tidak tercantum pada NOTES di atas akan ditindak lanjuti.*