Night Diamond - Link Select

Indahnya Memanen Pahala

Bercocok tanam di ladang atau bertani bukanlah suatu pekerjaan yang hina. Banyak orang yang memandang bahwa bekerja sebagai petani itu hidupnya melarat dan memiliki taraf ekonomi dibawah rata-rata. Namun, apakah kebahagian seseorang bisa diukur dengan kekayaan harta semata? Tidak! Banyaknya harta benda yang kita miliki bukanlah menjadi tolak ukur kebahagiaan hidup seseorang. Karena, pada hakikatnya kebahagiaan seseorang bergantung bagaimana interaksinya kepada Allah SWT. dan interaksinya kepada sesama manusia. Jika baik interaksinya, maka boleh dikatakan seseorang itu telah mencapai kebahagiaan. Adapun sebaliknya, maka seseorang belum mencapai suatu kebahagiaan.
            
         Dalam Al-Quran QS. Al-'Ashr: 1-3 dijelaskan bahwa keselamatan (kebahagiaan) seseorang dari kerugian bergantung pada empat karakteristik: iman, amal shalih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati supaya bersabar. Dua poin terakhir membuat seseorang menyempurnakan kawannya. Dengan kata lain bermanfaat bagi orang lain. Sahabat Jabir Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: "Orang mukmin itu menjalin dan dijalin; tiada kebaikan bagi orang yang tidak menjalin dan tidak pula dijalin. Orang yang terbaik adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Awsath (hadits no. 5949). Hadits ini dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah (hadits no.426).
           
           Tak perlu bersedih hati jika kita berprofesi sebagai petani, karena rezeki itu tidak hanya datang dari pekerjaan berniaga, teknisi suatu perusahaan, ataupun pekerjaan lainnya. Bukankah petani itu bekerja untuk kemaslahatan umat? Bukankah para petani mendapat banyak kebaikan (pahala) akibat apa yang mereka tanam dikonsumsi oleh orang lain maupun binatang ternaknya bahkan orang yang mencurinya?
      
          Jabir Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. bersabda: "Setiap kali seorang Muslim menanam pohon atau menanam tanaman, lantas ada yang dimakan oleh manusia atau binatang atau selainnya, pastilah itu menjadi pahala  sedekah baginya sampai Hari Kiamat." (HR. Muslim no.1553)
          
         Oleh karena itu, para petani harus banyak bersyukur karena telah memberikan kemanfaatan bagi ummat dan kita yang tidak berprofesi sebagai petani juga harus banyak berterima kasih kepada para petani, karena berkat jasa mereka kita dapat mengonsumsi apa yang kita makan atau pakai saat ini dan tidak pula memandang rendah mereka. Ingatlah bahwa semua manusia itu sama, Raja atau budak, kaya atau miskin, semuanya sama disisi Allah, yang membedakan hanyalah seberapa besar iman dan taqwanya kepada Allah Ta'ala.

Editor: UEA

No comments:

Post a Comment

Notes dari Abang:
- Awali dengan salam dan menyertakan nama lengkap
- Berkomentarlah sesuai dengan isi artikel
- Tidak diperbolehkan Untuk Mempromosikan Barang Atau Berjualan
- Komentar dilarang mengandung konten SARA, Pornografi, kekerasan, pelecehan dan sejenisnya
- Bagi Komentar Yang Menautkan Link Aktif Dianggap Spam
- Silahkan Follow Blog ini 100% saya Akan Follow back

NB: Jika melanggar, maka komentar dianggap spam, dan pengunjung akan dihapus dari blog ini. Pelanggaran yang tidak tercantum pada NOTES di atas akan ditindak lanjuti.*

Tak Kenal Maka Ta'aruf ^^